Selasa, 02 Juni 2009

Saatnya Menulis!

Minat menulis buku dari para profesional yang berkecimpung di bidang keperawatan dan kebidanan masih sangat minim. Banyak institusi pendidikan yang masih menggunakan literatur asing sebagai referensi, yang masih mengadopsi perkembangan dan kondisi yang ada di luar Indonesia. Padahal, bagi para pendidik, dunia tulis-menulis bukan hal yang asing lagi. Sebelum mengajar, para pendidik telah menyiapkan materi-materi penunjang atau makalah untuk bahan perkuliahan.
Banyak pendidik merasa tidak memiliki kompetensi untuk menulis sebuah buku, tidak memiliki ilmu yang memadai, atau padatnya jadwal mengajar. Sebenarnya semua orang bisa menulis sebuah buku. Modal dasar dalam menulis buku adalah ide. Seorang penulis harus memiliki gagasan ide yang akan diuraikan ke dalam buku. Bagi pendidik, dengan pengalaman mengajar dan menulis makalah bahan kuliah tentu tidak sulit untuk memunculkan ide.
Alasan lain yang menghambat minat menulis adalah calon penulis belum memahami atau menguasai cara penulisan buku. Kurangnya pengetahuan tentang seluk beluk dunia penerbitan, sebagai mitra yang akan digandeng penulis untuk menerbitkan karyanya juga menjadi penghambat. Oleh karena itu, kedua masalah tersebut akan dibahas dalam makalah ini, diharapkan dapat memotivasi Anda untuk segera menghasilkan suatu karya.

Proses Penulisan Buku

Penulisan buku sedikit berbeda dengan penulisan makalah atau diktat perkuliahan. Teknik menulis sebuah buku pada dasarnya adalah menguraikan dengan sejelas-jelasnya bahasan yang diangkat. Selain itu, buku penunjang perkuliahan sarat dengan informasi ilmiah yang juga harus diuraikan dengan jelas sehingga meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca.

Informasi ilmiah
Informasi ilmiah adalah informasi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang merupakan hasil kajian tentang prinsip-prinsip, kebenaran, uji coba, dan kegunaan atau kebahayaan tentang sesuatu.
Menurut Lilik Hendrajaya (2002) Informasi ilmiah yang mudah dipahami adalah informasi yang dapat dicerna oleh pikiran yang menerima informasi dan harus mengandung asas-asas:
• Nalar atau logika yang terkandung dalam informasi tersebut dapat diikuti atau dimengerti pembaca, sehingga secara tidak langsung meningkat pengetahuan dan cara berpikirnya.
• Memberikan informasi baru dengan mengkaji informasi yang telah dipahami pembaca dalam keterkaitannya yang baik.

Buku ilmiah, baik berupa buku ajar maupun buku pelengkap suatu bidang mata ajar mengandung informasi ilmiah yang bertujuan mengajarkan atau menginformasikan pengetahuan atau bahkan keterampilan. Berbeda dengan penulisan makalah atau diktat perkuliahan, penulisan buku memerhatikan beberapa kaidah-kaidah penulisan. Selain itu, karena penulis tidak hadir langsung di hadapan pembaca, buku harus menggunakan uraikan yang jelas dan gamblang sehingga tidak menimbulkan pertanyaan di benak pembaca.
Banyak cara dan kiat yang dapat dilakukan untuk menulis buku dan masing-masing penulis tentu mempunyai ciri khasnya sendiri dalam meramu tulisannya sehingga menarik minat pembaca. Namun, prinsip dasar menulis buku ilmiah adalah pengurutan. Oleh karena itu, penting diperhatikan bahwa sebuah tulisan apalagi buku harus menyajikan informasi secara urut agar dapat diikuti dan dipahami pembaca.

Logika dalam menulis
Cara dan kiat yang diterapkan oleh seorang penulis banyak ragamnya. Namun, yang terpenting dalam penulisan apapun harus dilandasi logika. Informasi yang mudah dipahami adalah informasi yang dapat dicerna dengan mudah oleh pikiran pembaca karena tulisan tersebut runut sesuai logika. Tulisan yang mudah dipahami akan membuat pembaca merasa nyaman ketika membacanya.
Logika adalah pengetahuan dan kiat berpikir dengan benar. Dalam bahasa Indonesia ada kata yang sama artinya dengan logika, yaitu penalaran. Seperti yang disebutkan di atas bahwa penulisan harus urut dan logis. Segala bentuk penggunaan bahasa harus selalu dilandasi logika. Logika semakin terasa pentingnya dalam teks tertulis karena pembaca tidak dapat bertanya kepada penulis ketika pembaca tidak dapat memahami tulisan tersebut. Pembaca hanya menghadapi tulisan dan hanya dapat mencari keterangan di dalamnya. Tanpa logika, tulisan menjadi tidak teratur dan mustahil untuk dapat dipahami.
Penalaran adalah memberi penjelasan dengan tepat, berdasar titik tolak yang benar dan pasti, atau sesuai dengan realitas. Cara bernalar dibagi menjadi dua, yaitu induksi dan deduksi. Induksi adalah penalaran yang berawal dari hal khusus atau spesifik dan diakhiri dengan hal yang umum, cara ini terlihat jelas pada penelitian kasus dan survei. Sedangkan deduksi adalah penalaran dari yang umum ke hal yang spesifik atau generalisasi pada peristiwa yang khusus untuk mencapai kesimpulan.
Tujuan penulisan buku adalah untuk menjelaskan, membuat pembaca tahu, percaya, atau bahkan yakin. Unsur-unsur di dalamnya disusun dengan logika tertentu. Dimulai dari judul, subjudul, bab, subbab, sampai paragraf seharusnya mencerminkan keterkaitan yang jelas. Perlu dicatat bahwa mahasiswa akan mulai membaca buku terutama buku ajar dari judulnya, kemudian mengamati daftar isi. Dengan demikian, mahasiswa atau pembaca dapat memperkirakan isi buku.