Jumat, 29 Mei 2009

Proses Penyusunan Buku Ajar

Buku ajar ditujukan untuk semua siswa/mahasiswa di berbagai jenjang pendidikan tertentu. Apapun pokok bahasannya, setiap buku ajar dirancang dengan cermat untuk mencapai kelompok pembaca pada tingkat pengetahuan yang ditentukan isi bahasannya. Biasanya buku ajar membahas topik secara menyeluruh, sekaligus memberikan saran untuk kajian berikutnya. Bibliografinya akan dibuat dengan lengkap, dan biasanya ada catatan kaki. Buku ajar masa kini cenderung menggunakan lebih banyak referensi temuan riset.
Buku ajar tidak sama dengan diktat. Buku ajar adalah hasil pengembangan dari diktat. Mahasiswa wajib melengkapi pengetahuan yang diperoleh melalui kuliah dengan membaca. Karena itu buku ajar harus menyajikan bentuk tulisan yang lebih lengkap dan mendalam daripada diktat. Buku ajar umumnya mencantumkan banyak penalaran, ilustrasi baik verbal maupun nonverbal, dan sering dilengkapi dengan soal latihan pemahaman, soal latihan penerapan, indeks, dan sebagainya.

Penulisan buku ajar memerlukan perencanaan yang mencakup tiga tahap
kegiatan: sebelum, selama, dan sesudah menulis buku ajar (Achmadi 1991: 22)
Enam langkah sebelum menulis buku ajar:

1. Menganalisis profil tenaga kesehatan melalui kurikulum dan silabus
2. Merumuskan sasaran pengajaran dengan cara yang dapat diukur
3. Menganalisis dengan cermat setiap pokok bahasan untuk menentukan struktur yang 4. mendasarinya
5. Mengumpulkan informasi yang akan ditulis
6. Menyusun ragangan kasar buku ajar, mis., jumlah bab
7. Beristirahat sambil mengendapkan gagasan.

Enam langkah selama menulis buku ajar:

1. Menyusun ragangan halus
2. Menulis bab demi bab
3. Menyiapkan ilustrasi visual
4. Menyiapkan soal yang dapat mewakili cara menguji pencapaian sasaran
5. Menyunting buku ajar, sendiri, atau dengan bantuan rekan sebidang/sejawat
6. Menulis ringkasan setiap bab.

Yang perlu dilakukan setelah menulis buku ajar adalah:


1. Mengujicobakan naskah kepada sejumlah mahasiswa yang mewakili pengguna
2. Merevisi naskah sesuai dengan hasil uji coba
3. Mengoreksi kesalahan ejaan dan tanda baca
4. Menyusun kelengkapan buku ajar: indeks, glosarium, lampiran, dan lain-lain.

Penggunaan bahasa dalam penulisan buku ajar perlu menjadi perhatian setiap
penulis. Bahasa yang digunakan dalam penulisan buku ajar program profesional
mempunyai ciri tambahan (Hidayat 1999: 1), yaitu:

1. Menggunakan lebih banyak paparan daripada bentuk karangan lain
2. Menggunakan banyak kalimat definisi
3. Menggunakan banyak kalimat ilustratif
4. Menggunakan kalimat perintah untuk menjelaskan langkah tindakan
5. Sebaiknya memuat glosarium; daftar istilah Indonesia beserta definisi dan padanan istilah Inggrisnya.

Berikut ini disajikan unsur-unsur pembentuk buku ajar, meskipun unsur-unsur ini bervariasi sesuai kebutuhan atau kelaziman suatu bidang ilmu. (Catatan: tanda* berarti dibuat oleh penerbit dan tanda ** berarti wajib dibuat oleh penulis).
Buku ajar dapat disajikan dalam dua bentuk sesuai dengan peserta didik yang menjadi sasaran, yaitu buku ajar untuk program akademis dan program profesional. Buku ajar program profesional selain mengajarkan ilmu maupun keterampilan juga harus dikaitkan dengan praktik kerja karena pendidikan jenjang ini menekankan pembelajaran keterampilan, sedangkan buku ajar program akademis harus mengajarkan ilmu “terapan” artinya, kedalaman dibatasi dan sisi terapannya diuraikan terperinci. Selain itu, buku ajar sebaiknya direvisi dari waktu ke waktu karena ilmu berkembang terus, khususnya ilmu kesehatan.

Rabu, 27 Mei 2009

Proses Penerbitan

Salah satu kendala seorang calon penulis enggan mengirimkan naskahnya ke penerbit, adalah ketidaktahuan penulis bagaimana sebetulnya proses penerbitan itu sendiri. Penulis perlu mengetahui karakter penerbit yang akan dibidiknya untuk diajak bekerja sama.
Masing-masing instansi penerbitan memiliki kebijakan-kebijakan yang berbeda untuk memproses naskah yang masuk. Namun, secara umum dan yang berlaku di EGC, setiap naskah yang diterima dari penulis akan diproses seperti yang dijabarkan di bawah ini.

Penerimaan naskah
Naskah baru dari penulis dikirimkan ke penerbit dalam berbagai bentuk. Penulis dapat mengirimkannya melalui pos, yang di dalamnya mencakup print-out (hard copy) dan disket atau berupa print-out saja tanpa disket. Kadang-kadang penulis datang langsung ke penerbit dengan membawa bahan-bahan tersebut. Dengan melihat sekilas pada saat naskah datang, editor dapat menilai seberapa bantuan yang akan diberikan editor terhadap penulis. Terkadang editor berkeinginan untuk mengerjakan naskah dengan ide yang baik meskipun bentuk atau susunan naskah buruk. Namun, pada dasarnya editor tidak akan menerima naskah/manuskrip yang memerlukan perbaikan besar-besaran atau mengandung kesalahan substansial, kecuali ide yang mendasarinya benar-benar merupakan materi yang dibutuhkan dan dicari oleh pasar.

Penilaian naskah
Untuk membuat kesimpulan bahwa suatu naskah layak diterbitkan, diperlukan penilaian yang objektif. Oleh karena itu, perlu dibuat format penilaian yang akan diisi oleh beberapa editor berkaitan dengan topik naskah. Format ini mencakup penilaian terhadap kategori, sumber, substansi, sistematika, kelengkapan, uraian opini penilai, dan perkiraan pasar. Dengan penilaian ini kelayakan naskah dapat ditetapkan.
Setiap buku yang diterima untuk diterbitkan mengalami dua pertimbangan dari penerbit: pertimbangan kualitas dan daya serap pasar.

Pembuatan kontrak penerbitan
Setelah diputuskan bahwa naskah layak diterbitkan, penerbit membuat surat perjanjian penerbitan (SPP) yang dibubuhi materai dan ditandatangani oleh penulis dan penerbit. Dengan penandatanganan ini, maka kerja sama penulis dan editor segera dimulai. Editor akan menjadi titik penghubung antara penulis dan penerbit.

Penyuntingan
Setelah naskah diterima penerbit untuk diterbitkan, maka editor mulai melakukan penyuntingan naskah. Dalam proses penyuntingan ini, ada beberapa kendala yang sebaiknya diketahui penulis yang menyebabkan proses persiapan penyuntingan memerlukan waktu yang lama. Kendala tersebut adalah: struktur naskah, bentuk naskah, kelengkapan naskah, dan kerja sama yang sulit.
Buku dapat dibuat unik atau lain dari yang lain sesuai keberanian penulis untuk menonjolkan ciri khasnya sendiri, tetapi ada bentuk tradisional yang dapat diikuti untuk membentuk struktur buku. Elemen-elemen buku mencakup bagian depan (halaman judul, biografi penulis, dedikasi, daftar isi, prakata, pendahuluan, dan ucapan terima kasih), badan buku, dan bagian belakang (lampiran, catatan dan bibliografi, serta indeks).

Percetakan
Naskah yang telah melewati proses tata letak, kemudian dinilai dan dikoreksi penulis, naskah ini siap dikirim ke bagian percetakan. Naskah dikirim lengkap sesuai dengan komponen buku yang diperlukan dan mencakup: ISBN (International Standard Book Number); KDT (Katalog dalam Terbitan) dari Perpustakaan Nasional; Kulit buku; Judul perancis (halaman pancir); Judul lengkap; Sanksi pelanggaran; dan Sinopsis.

Saatnya Menulis!

Minat menulis buku dari para profesional yang berkecimpung di bidang keperawatan dan kebidanan masih sangat minim. Banyak institusi pendidikan yang masih menggunakan literatur asing sebagai referensi, yang masih mengadopsi perkembangan dan kondisi yang ada di luar Indonesia. Padahal, bagi para pendidik, dunia tulis-menulis bukan hal yang asing lagi. Sebelum mengajar, para pendidik telah menyiapkan materi-materi penunjang atau makalah untuk bahan perkuliahan.


Banyak pendidik merasa tidak memiliki kompetensi untuk menulis sebuah buku, tidak memiliki ilmu yang memadai, atau padatnya jadwal mengajar. Sebenarnya semua orang bisa menulis sebuah buku. Modal dasar dalam menulis buku adalah ide. Seorang penulis harus memiliki gagasan ide yang akan diuraikan ke dalam buku. Bagi pendidik, dengan pengalaman mengajar dan menulis makalah bahan kuliah tentu tidak sulit untuk memunculkan ide.


Alasan lain yang menghambat minat menulis adalah calon penulis belum memahami atau menguasai cara penulisan buku. Kurangnya pengetahuan tentang seluk beluk dunia penerbitan, sebagai mitra yang akan digandeng penulis untuk menerbitkan karyanya juga menjadi penghambat. Oleh karena itu, kedua masalah tersebut akan dibahas dalam makalah ini, diharapkan dapat memotivasi Anda untuk segera menghasilkan suatu karya.